This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, September 1, 2016

Pengertian dan Kedudukan Komunikasi


Etimologis : Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”, communico, communicatio yang berarti “membuat sama” Kata “sama” tersebut dimaksudkan adalah sama makna, sama kedudukan, sama pengertian. Jadi secara etimologis, istilah komunikasi dapat diartikan berarti suatu kegiatan yang mengarah pada adanya kesamaan pengertian dan kesamaan pemaknaan terhadap sesuatu pesan.

Terminologis
· Harorld D.Lasswell mendefinisikan komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media, yang akan menimbulkan efek tertentu.
· Carl I.Hovland menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses mengubah perilaku orang lain. 
· Sementara itu Edwin B. Flippo menyebutkan bahwa komunikasi adalah kegiatan mendorong orang lain untuk menafsirkan ide dengan cara yang diinginkan oleh si pembicara.
· Stephen P. Robbins menyebut komunikasi lebih mengarah pada penyampaian dan pemahaman suatu maksud.
· Dari beberapa pengertian yang disampaikan beberapa ahli tersebut terdapat suatu benang merah yang dapat ditarik dan dijadikan pengertian komunikasi, yaitu adanya proses penyampaian pesan, berupa ide, gagasan dan maksud tertentu dan seseorang kepada orang lain, sehingga terdapat pengertian dan pemahaman

Filsafat Komunikasi
Filsafat komunikasi merupakan suatu studi dengan objek formal filsafat, sedangkan objek materialnya adalah komunikasi, yang tak lain adalah “pernyataan antar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa filsafat komunikasi merupakan kajian reflektif secara mendalam, komprehensif dan holistik hingga menyentuh hal-hal esensial, berbagai fenomena dalam proses komunikasi, baik itu unsur komunikasi, prinsip komunikasi hingga model-model komunikasi.

Hakikat Komunikasi
Komunikasi menjadi suatu kajian yang penting, mengingat berbagal permasalahan kerapkali muncul dalam proses pergaulan antar manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi sesungguhnya terkait erat dengan hakikat kodrat manusia yang membutuhkan keberadaan orang lain dan hidup bersama orang lain dalam sosialitasnya. Perbedaan adalah satu hal yang tidak dapat dielakkan, sehingga diperlukan suatu komunikasi untuk menyamakan persepsi, pengertian dan pemahaman antara satu orang dengan orang lain. Dapatlah disimpulkan bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mutlak bagi keberlangsungan proses sosialisasi manusia. Hakikat komunikasi tidak lain adalah proses pernyataan dan pemaknaan antar manusia. Peryataan tersebut baik berupa pikiran dan perasaan yang kemudian dikomunikasikan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.

Kedudukan Filsafat Komunikasi
Filsafat komunikasi merupakan cabang filsafat yang masih relatif baru. Sekitar awal abad XX, kajian tentang hakikat komunikasi berdiri sendiri sebagal cabang flisafat, yang tak lain merupakan satu bentuk spesialisasi dan cabang filsafat sosial yang mempunyal ruang lingkup demikian luas.

Sebagal salah satu cabang filsafat, filsafat komunikasi mempunyai hubungan erat dengan cabang filsafat yang lain. Hubungan erat tersebut terutama tampak pada fenomena manusia yang melakukan komunikasi. Dengan kata lain filsafat komunikasi berhubungan erat dengan filsafat manusia. Filsafat komunikasi berusaha menjabarkan sifat kodrat manusia sebagal makhluk individual sekaligus
makhluk social yang mempunyai kecenderungan hakiki untuk berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu perlu disusun suatu prinsip-prinsip, metode dan teknik komunikasi yang tetap mengedepankan manusia sebagai subjek komunikasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa titik singgung antara filsafat manusia dan filsafat komunikasi adalah keberadaan manusia.

Hubungan erat yang kedua yaitu antar filsafat komunikasi dengan filsafat sosial, yang semula merupakan induk filsafat komunikasi. Filsafat sosial menyelidiki bentuk-bentuk hubungan sosial, struktur-struktur scsial dalam masyarakat, sedangkan filsafat komunikasi mengkaji sebagian dan fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, yaitu komunikasi sebagai saran bagi manusia untuk melakukan hubungan satu sama lain. Perkembangan yang terjadi memperlihatkan bahwa komunikasi ternyata bukan lagi menjadi tujuan sosialisasi manusia, tetapi komunikasi telah menjadi alat atau instrument bagi manusia untuk mendapatkan hal lain, seperti pemenuhan kebutuhan materi.

Hubungan selanjutnya terdapat dalam kaitannya dengan usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan yang benar, maka dalam hat mi filsafat komunikasi juga berhubungan dengan epistemologi (filsafat pengetahuan). Dengan adanya hubungan ciengan epistemology, maka penguasaan pengetahuan merupakan sesuatu yang penting bagi terjadinya proses pemaknaan Komunikasi antar manusia.

Berkaitan dengan masalah penilalan baik dan buruk dalam proses komunikasi maka filsafat komunikasi juga akan berhubungan filsafat nilai (aksiologi). Manusia merupakan makhluk penilai, maka dalam proses komunikasi hendaknya juga harus dipertimbangkan adanya nilai-nilai. Apakah pesan yang disampaikan pada orang lain dapat dipertanggungjawabkan, proses penyampaian
pesan tetap mempertimbangkan aspek etika atau tidak?
Share:

Wednesday, January 27, 2016

Pengertian Pengukuran



Dalam setiap ilmu pengetahuan, pengukuran menghasilkan deskripsi kuantitatif dari suatu proses dan produk yang membuat kita memahami tingkah laku dan hasil. Dan akan semakin berkembang jika kita memilih teknik dan utilitas yang lebih baik untuk mengendalikan dan memaksimalkan kinerja suatu proses, produk dan resources (sumber) yang ada. Karena seorang engineer tidak dapat dikatakan sebagai engineer sejati, sampai kita dapat membangun pondasi yang solid untuk mengukur berbasiskan teori. (Pfleeger et al., 1997).

Dibawah ini pengertian pengukuran menurut para ahli: 
Lord Kelvin
Ketika kalian dapat mengukur apa yang kalian katakan dan mengekspresikannya dalam angka-angka, maka kalian mengetahui sesuatu tentang itu. Tetapi jika kalian tidak dapat mengukur dan mengekspresikan sesuatu dengan angka-angka, pengetahuan tersebut tidak
Share:

Hakikat Pembelajaran Fisika


Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan kelakukan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman.

Pada dasarnya, fisika adalah ilmu dasar, seperti halnya kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Ilmu-ilmu dasar diperlukan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan terapan dan teknik. Tanpa landasan ilmu dasar yang kuat, ilmu-ilmu terapan
Share:

Monday, January 25, 2016

Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

Konsep Ilmu Ekonomi

Apa kabar Teman Sekolah!

Baiklah, sebelum kita membahas terlalu jauh mata pelajaran Ekonomi, pertama-tama kita akan mempelajari dahulu konsep mendasar tentang Ilmu Ekonomi.

Nah, langsung saja! Untuk memahami konsep dasar ilmu ekonomi, kita bisa memulainya dengan menjawab pertanyaan berikut.
Apakah ilmu ekonomi hanya mengkaji keputusan-keputusan yang dibuat oleh para pelaku bisnis dan pemerintah saja?

Kalau Tidak, lalu ilmu ekonomi itu mengkaji apa?

Secara istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani asal kata ‘oikosnamos’ atau oikonomia’ yang artinya ‘manajemen urusan rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan. Namun sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan sumberdaya secara fundamental perlu diadakan efesiensi
Share:

Monday, November 30, 2015

Sejarah Perkembangan Teori-Teori Struktur Atom



Fulsuf yunani Tahun 300-400 S.M.
- Democritus dan Epicurus pertama kali memikirkan ide bahwa materi disusun oleh suatu pertikel terkecil yang tidak dapat dibagi disebut 'atom'.
- Aristotle tidak sependapat. Dia menyatakan bahwa materi itu berubah dan terbuat dari empat elemen dasar dari bumi yaitu 'tanah, udara, api, dan air'.

Jhon Dalton Tahun 1808
- memperkenalkan kembali konsep dari atom yang tidak dapat dibagi lagi pada 'teori atomnya'.

Jhon J. Thompson Tahun 1897-1920
- Mengidentifikasi elektron sebagai partikel negatif. Ia menyimpulkan bahwa semua atom mengandung elekktron. Dia menggambarkan model atomnya seperti kue kismis

Ernest Rutherford 1902-1920
- Mengajukan model atom dengan inti atom bermuatan positif sebagai pusat dan dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif. Ia juga mengajukan sifat dari muatan positif proton dan memprediksi eksistensi neutron.

Henry Moseley 1913
- Memperkenalkan konsep dari nomor atom yang didasarkan pada muatan positif dari inti atom.
- Kemudian ditunjukkan oleh besarnya angka dari proton.

Niels Bohr 1913
- Mengajukan eksistensi dari lintasan elektron (berupa lapisan atau tingkat energi) mengelilingi inti dari atom.

Frederick Soddy 1914
- Meneliti asal-usul dan sifat dari isotop.

Francis Aston 1919
- Membuktikan beberapa unsur biasa tersusun dari isotop menggunakan penemuannya yaitu 'spectometer mass'

Wolfgang Pauli 1925
- Mengajukan 'Asas Larangan Pauli' untuk menjelaskan penyebaran dari elektron pada tingkatan energi yang mengitari inti.

Erwin Schrodinger 1926
- Memperkenalkan suatu penjabaran matematis dari tingkatan energi pada elektron.

James Chadwick 1932
- Menemukan pancaran neutron untuk menjelaskan keberadan isotop.

Lise Meitner
- Pertama kali menyarankan ide tentang peluruhan nuklir (sebelumnya di teliti oleh Marie Curre pada tahun 1898)

Glen Seaborg 1941
- Memperkenalkan hampir seluruh dari unsur-unsur transuranium.
Share:

Friday, August 14, 2015

Makalah Sistem Penginderaan Jauh Satelit




KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayan-Nya penulis dapat membuat sebuah makalah tentang “Sistem Penginderaan Jauh pada Satelit”
            Dalam makalah ini, penulis menyajikan materi-materi yang bersangkutan dengan sistem penginderaan satelit. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami meminta kritik dan saran mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Atas perhatian pembaca, kami ucapkan terimah kasih.


Makassar, 12 April 2014


  
   Penulis



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
     Di bumi ini tersebar berbagai macam fenomena–fenomena alam yang sudah diungkap oleh manusia maupun yang belum diungkap oleh manusia. Salah satu langkah untuk mengungkap dan mengenali fenomena alam adalah dengan menggunakan teknologi sesuai perkembangan zaman. Manusia sudah tidak lagi langsung terjun langsung ke lapangan guna mengungkap fenomena alam, namun dengan perkembangan teknologi maka manusia mengenal teknologi penginderaan jauh. Teknologi penginderaan jauh merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan udara yang mulai diperkenalkan pada akhir abad ke 19. Manfaat potret udara dirasa sangat besar dalam perang dunia pertama dan kedua, sehingga cara ini dipakai dalam eksplorasi ruang angkasa. Sejak saat itu istilah penginderaan jauh (remote sensing) dikenal dan menjadi populer dalam dunia pemetaan sampai saat ini. Eksplorasi ruang angkasa yang berlangsung sejak tahun 1960 an antara lain diwakili oleh satelit-satelit Gemini, Apollo, Sputnik, Solyus. Kamera presisi tinggi mengambil gambar bumi dan memberikan informasi berbagai gejala dipermukaan bumi seperti geologi, kehutanan, kelautan dan sebagainya. Teknologi pemotretan dan perekaman permukaan bumi berkembang lebih lanjut dengan menggunakan berbagai sistem perekam data seperti kamera majemuk, multispectral scanner, vidicon, radiometer, spectrometer yang berlangsung sampai sekarang. Bahkan dalam waktu terakhir ini alat GPS (Global Positioning System) dimanfaatkan pula untuk merekam peta ketinggian dalam bentuk DEM (Digital Elevation Model).
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji (Sutanto, 1986). Citra penginderaan jauh merupakan gambaran yang erekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya. Penginderaan jauh (remote sensing) telah digunakan untuk berbagai macam keperluan, antara lain untuk keperluan analisis dalam bidang kelautan, analisis bidang pertanian, analisis bidang pertambangan, dan lain sebagainya. Penginderaan jauh merupakan suatu metode untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, areal, ataupun fenomena geografis melalui analisis data yang diperoleh dari sensor. Perkembangan ilmu penginderaan jauh dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga manusia selalu akan mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan ilmu tersebut, salah satunya dengan mengembangkan citra satelit agar dapat digunakan untuk kepentingan–kepentingan lainnya yang erat kaitannya dengan perolehan informasi suatu objek, daerah ataupun fenomena geografisnya.

B. Batasan Masalah
1. Menjelaskan definisi penginderaan jauh.
2. Menjelaskan mengenai satelit pengindera jauh.
3. Energi Elektromagnetik dalam Penginderaan Jauh Satelit.
4. Energi Elektromagnetik dalam Penginderaan Jauh Satelit.
5. Sensor dan Wahana (Flatform) Teknologi Penginderaan Jauh.
6. Citra Penginderaan Jauh Satelit








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni perolehan data dan pemrosesan data yang merekam interaksi antara energi elektromagnetik dengan suatu obyek. Dengan kata lain dapat didefinisikan sebagai ilmu, teknologi dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Secara umum penginderaan jauh menunjukkan aktifitas perekaman, pengamatan dan penangkapan fenomena obyek atau peristiwa dari jarak tertentu. Dalam pengideraan jauh, sensor tidak langsung kontak dengan obyek yang diamati. Informasi tersebut membutuhkan alat penghantar secara fisik untuk perjalanan dari obyek ke sensor melalui medium.
Pada Tutorial Pelatihan ini penginderaan jauh lebih dibatasi pada suatu teknologi perolehan informasi permukaan bumi (laut dan daratan) dengan menggunakan sensor di atas platform satelit dan spaceborne (pesawat ruang angkasa).
B.     Satelit Pengindera Jauh
Satelit penginderaan jauh sumber daya yang banyak dimanfaatkan selama ini merupakan satelit yang menggunakan sistem optis. Penginderaan jauh sistem optis ini memanfaatkan spektrum tampak hingga infra merah (Liang, 2004). Rentang gelombang elektromagnetik yang lebih luas dalam penginderaan jauh meliputi gelombang pendek mikro hingga spektrum yang lebih pendek seperti gelombang infra merah, gelombang tampak, dan gelombang ultra violet.
Penginderaan jauh berkembang dalam bentuk pemrotretan muka bumi melalui wahana pesawat terbang yang menghasilkan foto udara dan bentuk penginderaan jauh berteknologi satelit yang mendasarkan pada konsep gelombang elektromagnetis. Dalam perkembangannya saat ini, dengan adanya teknologi satelit berresolusi tinggi, pengenalan sifat fisik dan bentuk obyek dipermukaan bumi secara individual juga dapat dilakukan.
Pada dasarnya teknologi pemotretan udara dan penginderaan jauh berteknologi satelit adalah suatu teknologi yang merekam interaksi berkas cahaya yang berasal dari sinar matahari dan obyek di permukaan bumi. Pantulan sinar matahari dari obyek di permukaan bumi ditangkap oleh kamera atau sensor. Tiap benda atau obyek memberikan nilai pantulan yang berbeda sesuai dengan sifatnya. Pada pemotretan udara rekaman dilakukan dengan media seluloid (film), sedangkan penginderaan jauh melalui media pita magnetik dalam bentuk sinyal-sinyal digital. Dalam perkembangannya potret udara juga seringkali dilakukan dalam bentuk digital.
Data penginderaan jauh adalah berupa citra. Citra penginderaan jauh memiliki beberapa bentuk yaitu foto udara ataupun citra satelit. Data penginderaan jauh tersebut adalah hasil rekaman obyek muka bumi oleh sensor. Data penginderaan jauh ini dapat memberikan banyak informasi setelah dilakukan proses interpretasi terhadap data tersebut.
Interpretasi citra merupakan serangkaian kegiatan identifikasi, pengukuran dan penterjemahan data-data pada sebuah atau serangkaian data penginderaan jauh untuk memperoleh informasi yang bermakna. Sebuah data penginderaan jauh dapat diturunkan banyak informasi dari serangkaian proses interpretasi citra ini. Dalam proses interpretasi, obyek diidentifikasikan berdasarkan pada karakteristik berikut :
-      Target dapat berupa fitur titik, garis, ataupun area.
-      Target harus dapat dibedakan dengan obyek lainnya.
Kemampuan teknologi penginderaan jauh dalam perolehan informasi yang luas tanpa persinggungan langsung dengan obyeknya banyak dimanfaatkan dalam berbagai hal yang bersifat spasial. Hingga saat ini penginderaan jauh telah diaplikasikan untuk keperluan pengelolaan lingkungan, ekologi, degradasi lahan, bencana alam, hingga perubahan iklim (Horning, 2010; Roder, 2009; Bukata, 2005; Adosi, 2007).
C.     Energi Elektromagnetik dalam Penginderaan Jauh Satelit
Cahaya tampak merupakan salah satu dari beberapa bentuk energi elektromagnetik, gelombang radio, sinar ultraviolet dan sinar X juga merupakan bentuk lain energi yang lazim.

Gambar: Ilustrasi perekaman berbagai fenomena yang ada di permukaan menggunakan teknologi penginderaan jauh.
Pada dasarnya semua energi adalah sama dan melakukan radiasi sesuai dengan teori dasar gelombang. Pada Gambar 1. ditunjukkan teori dasar energi elektromagnetik yang bergerak secara harmonis berbentuk sinusoidal dengan kecepatan cahaya ©. Berdasarkan konsep fisika dasar, gelombang mempunyai persamaan umum sebagai berikut :
C = f x l
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/dtk)
f = frekuensi
l = panjang gelombang
Di dalam penginderaan jauh satelit, pengelompokkan gelombang elektromagnetik paling sering digunakan diletakkan menurut letak panjang gelombang di dalam spektrum elektromagnetik (Gambar 2.).


Gambar 2. Spektrum elektromagnetik
Nama spektrum biasanya digunakan pada bagian spektrum elektromagnetik, seperti gelombang inframerah, gelombang radio, gelombang mikro, dan sebagainya. Dan spektrum ini tidak mempunyai batasan yang tegas antara satu bagian spektrum satu dengan spektrum berikutnya.. Bagian spektrum  0,4 – 0,7 μm) pada gambaran logaritmik merupakan bagian±sinar tampak ( sempit, mempunyai kepekaan pada mata manusia
Sifat radiasi elektromagnetik lebih mudah diuraikan dengan menggunakan teori gelombang, tetapi interaksi antara energi elektromagnetik dengan benda dapat dijelaskan dengan teori partikel. Teori partikel menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik terdiri dari beberapa bagian terpisah yang disebut sebagai foton.
D.      Interaksi Energi Elektromagnetik  Dengan Atmosfer dan Permukaan Bumi
Semua radiasi yang dideteksi dengan sistem penginderaan jauh satelit melalui atmosfer dengan jarak atau panjang jalur tertentu. Panjang jalur tesebut dapat bervariasi panjangnya. Pada fotografi dari antariksa dihasilkan dari radiasi matahari yang melewati dua kali tebal penuh atmosfer bumi pada perjalannya dari sumber radiasi ke sensor. Selain itu, sensor termal yang mendeteksi energi yang dipancarkan oleh obyek di bumi, melewati jarak di atmosfer yang relatif pendek. Perbedaan jarak yang dilalui , kondisi atmosfer, panjang gelombang yang digunakan serta besarnya sinyal energi yang indera berpengaruh terhadap variasi total atmosfer.
Pengaruh atmosfer sangat bervariasi tergantung pada intensitas dan komposisi spectral radiasi yang tersedia bagi suatu system penginderaan satelit. Pengaruh ini disebabkan oleh mekanisme hamburan (scattering) dan serapan (absorption) atmosferik.


Gambar 3. Hamburan (Scaterring) dan Serapam (Absorption)
Bagian energi yang mengenai obyek dipermukaan bumi akan dipantulkan, diserap, atau ditransmisikan dengan menerapkan hukum kekekalan energi. Dalam hukum kekekalan energi tersebut dapat dinyatakan sebagai hubungan timbal balik antara tiga jenis interaksi energi tersebut, sebagai berikut:
E1 )l) + EA +ET (l) = ER (l)
E1   = energi yang mengenai obyek
ER = energi yang dipantulkan
EA = energi yang diserap
ET   = energi yang ditransmisikan
Persamaan di atas merupakan suatu persamaan keseimbangan energi yang menunjukan hubungan timbal balik antara mekanisme pantulan, serapan dan transmisi. Dari persamaan di atas terdapat 2 (dua) hal penting :
1.      Bagian energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan akan berbeda tergantung pada jenis materi dan kondisi obyek muka bumi. Dari perbedaan ini, memungkinkan kita dapat membedakan obyek yang berbeda pada suatu citra.
2.      Dengan panjang gelombang yang berbeda, untuk obyek yang sama bagian energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan kemungkinan akan berbeda, sebagai akibatnya, variasi spectral ini akan menghasilkan efek visual yaitu warna. Sebagai contoh: obyek akan berwarna biru bila obyek tersebut banyak memantulkan bagian spectrum biru, berwarna hijau bila banyak memantulkan bagian spectrum hijau, dan seterusnya. Sehingga interpretasi visual dengan mata dapat menggunakan variasi spectral pada besaran energi pantulan untuk menbedakan berbagai obyek.
E.     Pantulan Spektral Vegetasi, Tanah dan Air


Gambar: Pantulan spectral energi elektromagnetik matahari terhadap vegetasi, tanah dan air yang diterima oleh sansor satelit.

Pada gambar  ditunjukkan suatu kurva pantulan spectral pada tiga obyek utama di permukaan bumi, yaitu vegetasi sehat berdaun hijau, tanah gundul ( lempung coklat kelabu ), dan air jernih. Garis pada kurva tersebut menyajikan kurva pantulan rata-rata yang dibuat dengan pengukuran sampel obyek yang jumlahnya banyak (Lillesand. 2002). Kurva ini menunjukkan suatu indicator tentang jenis dari kondisi obyek yang berkaitan. Walaupun pantulan obyek secara invidual akan berbeda besar di atas dan dibawah nilai rata-rata, tetapi kurva tersebut menunjukan beberapa titik fundamental yang berkaitan dengan pantulan spektral.
Vegetasi sehat berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada spektrum hijau. Apabila tumbuhan mengalami beberapa gangguan, dan akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksinya secara normal maka hal itu akan mengurangi atau mematikan produksi klorofil. Akibatnya berupa kurangnya serapan oleh klorofil pada saluran biru dan merah. Sering pantulan pada spektrum merah bertambah hingga kita lihat tumbuhan tampak berwarna kuning (gabungan antara hijau dan merah).
F.      Sensor dan Wahana (Flatform) Teknologi Penginderaan Jauh
Sensor adalah alat untuk mengukur dan merekam energi elektromagnetik. Dalam system penginderaan jauh, sensor dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu sensor aktif dan sensor pasif. Uraian mengenai hal tersebut,
Untuk sensor pasif tergantung pada sumber energi dari luar, yaitu matahari. Sehingga penginderaan jauh sistem pasif menerima energi yang dipantulkan dan/atau dipancarkan dari permukaan bumi. Teknologi penginderaan jauh satelit yang menggunakan sensor dengan saluran tampak mata (visible) dan inframerah. Kamera fotografi adalah merupakan sensor pasif yang paling lama dan umum dipakai. Sebagai contoh lain sensor pasif adalah gamma-ray spectrometer, kamera udara, kamera video dan scanner multispektral dan termal, dsb.


Gambar: Sistem sensor aktif sistem gelombang mikro dan pasif dengan sensor optik beserta citra satelit yang dihasilkan.
 Kemampuan penetrasi liputan awan pada gelombangan mikro mengasilkan citra yang bersih dari tutupan awan. Sistem wahana (platform) Penginderaan jauh dapat dikategori dalam dua sistem, pertama penginderaan jauh dengan airborne, yaitu dengan menggunakan pesawat udara (aircraft), balon udara, dan sebagainya. Kedua adalah dan system penginderaan jauh menggunakan sistem speceborne yaitu dengan menggunakan wahana satelit, pesawat ruang angkasa, dsb.
G.      Citra Penginderaan Jauh Satelit
Citra satelit penginderaan jauh adalah gambaran 2 dimensi (2D) yang menggambarkan suatu obyek dari pandangan nyata. Citra penginderaan jauh satelit menggambarkan bagian dari permukaan bumi yang terlihat dari suatu ruang.
Citra dapat berbentuk analog maupun digital. Sebagai contoh, foto udara merupakan citra analog berupa film dengan proses kimiawi untuk mendapatkan citra, sedang citra satelit didapatkan dari sensor elektronik dan diporses secara digital. Citra satelit yang dicetak atau dalam bentuk hardcopy dapat juga disebut sebagai citra/data analog.
Data penginderaan jauh tidak hanya sekedar sebagai gambar, tetapi data citra disimpan dalam format grid secara reguler yang biasa disebut sebagai data raster yang terdiri dari baris (row) dan kolom (column). Satu elemen terkecil (gambar 7) dinamakan sebagai pixel (picture element). Untuk setiap pixel mempunyai informasi koordinat (row dan column) dan nilai spectral yang dikonversi dalam bentuk angka, yang biasa disebut DN (Digital Number).
Tiap pixel menggambarkan bagian wilayah permukaan bumi dengan nilai intensitas serta lokasi alamat dalam bentuk 2 dimensi. Nilai intensitas tersebut menggambarkan ukuran kuantitas fisik yang merupakan pantulan atau pancaran radiasi matahari dari suatu obyek dengan panjang gelombang tertentu yang diterima oleh sensor. Seperti disebutkan sebelumnya, intensitas pixel disimpan sebagai nilai digital (DN (Digital Number)). DN disimpan dalam bits dengan jumlah tertentu.
Kualitas data penginderaan jauh pada utamanya ditentukan oleh karakteristik system sensor platform.

Gambar: Data citra satelit Landsat TM5 dengan nilai spectral yang dimilikinya.
Resolusi ini berdasarkan pada masing bagian dari Spektrum Elektromagnetik yang diukur dan perbedaan energi yang diamati. Sebagi contoh : Landsat 7 ETM+ mempunyai 9 saluran/band, SPOT5 menggunakan 5 band dan IKONOS II menggunakan 5 band.
Resolusi spasial didasarkan pada unit terkecil suatu obyek yang diukur, menunjukkan ukuran minimum obyek. Sebagai contoh ukuran per pixel untuk SPOT5 Pankromatik 5m x 5m dan 2.5m x 2.5; Multispektral 10m x 10m dan Landsat 7 ETM+ Pankromatik 15m x 15m; Multispektral 30m x 30m Termal A dan B 60m x60m; serta IKONOS II Pankromatik 1m x 1m, Multispektral 4m x 4m.

Gambar: Perbandingan Resolusi Spasial citra satelit Landsat MSS 5m, Landsat TM5 30m, SPOT4 20m dan SPOT4 Pan 10m.
Resolusi temporal (Revisit time) adalah waktu pengulangan pengambilan atau perekaman data pada posisi obyek yang sama. Landsat 7 ETM+ melakukan pengambilan atau perekaman data pada posisi obyek yang sama setiap16 hari, IKONOS II selama 4 hari untuk posisi tegak dan setiap hari dapat melakukan perekaman karena kemampuannya untuk perekeman dalam posisi obliq (miring).



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji (Sutanto, 1986). Citra penginderaan jauh merupakan gambaran yang erekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya. Penginderaan jauh (remote sensing) telah digunakan untuk berbagai macam keperluan, antara lain untuk keperluan analisis dalam bidang kelautan, analisis bidang pertanian, analisis bidang pertambangan, dan lain sebagainya. Penginderaan jauh merupakan suatu metode untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, areal, ataupun fenomena geografis melalui analisis data yang diperoleh dari sensor. Perkembangan ilmu penginderaan jauh dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga manusia selalu akan mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan ilmu tersebut, salah satunya dengan mengembangkan citra satelit agar dapat digunakan untuk kepentingan–kepentingan lainnya yang erat kaitannya dengan perolehan informasi suatu objek, daerah ataupun fenomena geografisnya.



DAFTAR PUSTAKA


Lillesand, Thomas M. ( Penerjemah Dulbhri, Suharsono P, Suharyadi S). 1990.
            Remote Sensing and Image Interpretation Diterjemahkan Dalam bahasa
Indonesia : Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: gadjah mada   University Press.
Sinaga,J.2011.Satelit ikonos. www.pagarberkawatduri.blogspot.com/2011/11/satelit-        ikonos.html.             diakses pada tanggal 28 November 2011 Jam 15. 35 WIB
Sutanto.1986.Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University     Press
Sutanto.1994.Penginderaan Jauh Jilid I1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press



Share:

Monday, June 4, 2012

makalah seni teater

Makalah Seni Budaya
Seni Teater


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang beberapa cerita teater di Indonesia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Tugas ini memuat tentang “TEATER” , Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) , penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Seni Budaya yaitu Ibu Hasni yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Karya tulis ini ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.



                                Tanuntung, 24 January 2012



                                    (Penyusun)









Daftar Isi
  
Sampul (Cover)……………………………………………………
Kata Pengantar ……………………………………………………
Daftar Isi …………………………………………………………..
Latar Belakang …………………………………………………...
Bab 1 Pengetahuan ……………………………………………….
1.    Pengertian Teater ………………………………………
2.    Sejarah Teater Indonesia ………………………………
3.    Unsur  Pembentuk Teater………………………………
Bab 2 (Setting) Lakon …………………………………………….
Bab 3 Penyutradaraan ……………………………………………
Bab 4 Pemain & Penonton………………………………………..
1.    Akting yang Baik ……………………………………….
2.    Penonton …………………………………………………
Bab 5 Tata Artistik ……………………………………………….
Kritik dan Saran ………………………………………………….
Daftar Pustaka ……………………………………………………







Latar Belakang

Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya sejak manusia mulai melakukan interaksi satu sama lain. Interaksi itu juga berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara manusia dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini berasal dari usaha-usaha perburuan manusia primitif dalam mempertahankan kehidupan mereka. Pada perburuan ini, mereka menirukan perilaku binatang buruannya.

Setelah selesai melakukan perburuan, mereka mengadakan ritual atau upacara upacara sebagai bentuk “rasa syukur” mereka, dan “penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta. Ada juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000 SM dengan upacara pemujaan dewa Dionisus. Tata cara upacara ini kemudian dibakukan serta difestivalkan pada suatu tempat untuk dipertunjukkan serta dihadiri oleh manusia yang lain.

The Theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang berarti seeing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana aktor mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya. Sedangkan istilah teater atau dalam bahasa Inggrisnya theatre mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang melakukan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri. Namun demikian, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan Drame yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika.

Kata drama juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata teater dan drama bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama ’lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra. Terlepas dari sejarah dan asal kata yang melatarbelakanginya, seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks, sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya teater merupakan sintesa dari berbagai disiplin seni yang melibatkan berbagai macam keahlian dan keterampilan.

Seni teater menggabungkan unsur-unsur audio, visual, dan kinestetik (gerak) yang meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni rupa. Seni teater merupakan suatu kesatuan seni yang diciptakan oleh penulis lakon, sutradara, pemain (pemeran), penata artistik, pekerja teknik, dan diproduksi oleh sekelompok orang produksi. Sebagai seni kolektif, seni teater dilakukan bersama-sama yang mengharuskan semuanya sejalan dan seirama serta perlu harmonisasi dari keseluruhan tim. Pertunjukan ini merupakan proses seseorang atau sekelompok manusia dalam rangka mencapai tujuan artistik secara bersama. Dalam proses produksi artistik ini, ada sekelompok orang yang mengkoordinasikan kegiatan (tim produksi). Kelompok ini yang menggerakkan dan menyediakan fasilitas, teknik penggarapan, latihan latihan, dan alat-alat guna pencapaian ekspresi bersama. Hasil dari proses ini dapat dinikmati oleh penyelenggara dan penonton.

Bagi penyelenggara, hasil dari proses tersebut merupakan suatu kepuasan tersendiri, sebagai ekspresi estetis, pengembangan profesi dan penyaluran kreativitas, sedangkan bagi penonton, diharapkan dapat diperoleh pengalaman batin atau perasaan atau juga bisa sebagai media pembelajaran. Melihat permasalahan di dalam teater yang begitu kompleks, maka penulis mencoba membuat sebuah paparan pengetahuan teater dari berbagai unsur.

Bab I
Pengetahuan
  
1.    Pengertian Teater
Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.
2.    Sejarah Teater Indonesia
Sejarah teater tradisional di Indonesia  dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman itu, ada tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk  mendukung upacara ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari  suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara  kehidupan masyarakat kita. Pada saat itu, yang disebut “teater”,  sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan  suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari  kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat  lingkungannya.  Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini  disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
3.    Unsur Pembentuk Teater
Dalam khasanah teater dewasa ini dapat disimpulkan unsur utama teater  adalah  naskah  lakon,  sutradara,  pemain,  dan  penonton.  Tanpa keempat unsur tersebut pertunjukan teater tidak bisa diwujudkan. Untuk mendukung unsur pokok tersebut diperlukan unsur tata artistik yang memberikan keindahan dan mempertegas makna lakon yang dipentaskan.


Bab 2
(Setting) Lakon


Naskah Lakon

Salah satu cirri teater modern adalah digunakannya naskah lakon yang merupakan bentuk tertulis dari cerit drama yang baru akan menjadi karya teater setelah divisualisasikan kedalam pementasan.

Naskah Lakon pada dasarnya adalah karya sastra dengan media bahasa kata. Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa kata ke media bahasa pentas. Dalam visualisasi tersebut karya  sastra kemudian berubah esensinya menjadi karya teater. Pada saat transformasi inilah karya sastra bersinggungan dengan komponen-komponen teater, yaitu sutradara, pemain, dan tata artistik.
Naskah  lakon  sebagaimana  karya  sastra  lain,  pada  dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema, plot, setting, dan tokoh.

Akan tetapi, naskah  lakon yang khusus dipersiapkan untuk dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik. Struktur  ini pertama kali di rumuskan oleh Aristoteles yang membagi menjadi lima bagian besar, yaitu eksposisi (pemaparan), komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konklusi (catastrope). Kelima bagian tersebut pada perkembangan kemudian tidak  diterapkan  secara kaku, tetapi lebih bersifat fungsionalistik.



Bab 3
Penyutradaraan


Di Indonesia penanggung jawab proses transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan adalah sutradara yang merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater. Baik buruknya pementasan teater sangat ditentukan oleh kerja sutradara, meskipun unsur-unsur lainnya juga berperan tetapi masih berada di bawah kewenangan sutradara.

Sebagai pimpinan, sutradara selain bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses terciptanya pementasan  juga  harus  bertanggung jawab terhadap masyarakat atau penonton. Meskipun dalam  tugasnya seorang sutradara dibantu  oleh stafnya dalam menyelesaikan  -tugasnya tetapi sutradara tetap merupakan penanggung jawab utama. Untuk  itu sutradara dituntut mempunyai  pengetahuan  yang  luas  agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan dapat mengatasi kendala teknis yang timbul dalam proses penciptaan. Sebagai   seorang   pemimpin,   sutradara   harus mempunyai Pedoman yang pasti sehingga  bisa  mengatasi  kesulitan  yang  timbul.

Menurut  Harymawan (1993)  Ada  beberapa  tipe  sutradara     dalam menjalankan penyutradaraanya, yaitu:

1.     Sutradara  konseptor.
 Ia  menentukan  pokok  penafsiran  dan menyarankan  konsep  penafsiranya kepada pemain.  Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif. Tetapi juga terikat kepada pokok penafsiran tsb. Sutradara diktator. Ia  mengharapkan  pemain  dicetak  seperti dirinya sendiri,   tidak   ada konsep   penafsiran   dua arah   ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot - robot yang tetap buta tuli.

2.    Sutradara  koordinator.
Ia  menempatkan  diri  sebagai  pengarah atau  polisi  lalulintas  yang  mengkoordinasikan  pemain  dengan konsep pokok penafsirannya.

3.     Sutradara paternalis.
Ia bertindak sebagai guru atau suhu yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin  para anggotanya.Teater   disamakan   dengan   padepokan, sehingga pemain adalah cantrik yang harus setia kepada sutradara.





Bab 4
Pemain & Penonton


Untuk mentransformasikan naskah di atas panggung dibutuhkan pemain yang mampu menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Pemain adalah alat untuk memeragakan tokoh. Tetapi Bukan sekedar  alat  yang  harus tunduk  kepada  naskah.  Pemain mempunyai  wewenang  membuat  refleksi  dari  naskah  melalui  dirinya.Agar  bisa  merefleksikan  tokoh  menjadi  sesuatu  yang  hidup,  pemain dituntut  menguasai aspek-aspek  pemeranan  yang    dilatihkan  secara khusus,  yaitu  jasmani  (tubuh/fisik), rohani  (jiwa/emosi),  dan  intelektual. Memindahkan naskah lakon ke dalam panggung melalui media pemain tidak  sesederhana  mengucapkan  kata  -  kata  yang  ada  dalam  naskah lakon   atau sekedar memperagakan keinginan penulis   melainkan proses pemindahan mempunyai    karekterisasi    tersendiri,    yaitu    harus menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan).
1.    AKTING YANG BAIK
Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.
Dialog yang baik ialah dialog yang :

1. terdengar (volume baik)
2. jelas (artikulasi baik)
3. dimengerti (lafal benar)
4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
5. Gerak yang balk ialah gerak yang :
6. terlihat (blocking baik)
7. jelas (tidak ragu ragu, meyakinkan)
8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

Penjelasan :

1. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh.
2. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi kata kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.
3. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber ani.
4. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah.
5. Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.
6. Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut
a. Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.
b. Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.
c. Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya:
•Bagian kanan lebih berat daripada kiri
•Bagian depan lebih berat daripada belakang
•Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah
•Yang lebar lebih berat daripada yang sempit
•Yang terang lebih berat daripada yang gelap
•Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi
Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsung; Jelas, tidak ragu ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah setengah bahkan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb. Menghayati berarti gerak gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia.
2.    Penonton
Tujuan   terakhir   suatu   pementasan   lakon   adalah   penonton.Respon  penonton  atas  lakon  akan  menjadi  suatu  respons  melingkar, antara penonton dengan  pementasan. Banyak  sutradara  yang  kurangmemperhatikan   penonton   dan   menganggapnya   sebagai   kelompok konsumsi  yang  bisa  menerima begitu  saja  apa  yang  disuguhkan sehingga  jika terjadi suatu  kegagalan  dalam  pementasan  penonton dianggap  sebagai  penyebabnya karena mereka tidak  mengerti  atau kurang terdidik untuk memahami sebuah pementasan. Kelompok  penonton pada  sebuah  pementasan  adalah  suatu komposisi organisme kemanusiaan yang peka. Mereka pergi menonton karena  ingin  memperoleh  kepuasan,  kebutuhan,  dan    cita-cita.  Alasan lainnya  untuk  tertawa,  untuk  menangis,  dan  untuk  digetarkan  hatinya, karena terharu akibat dari   hasrat   ingin   menonton.Penonton meninggalkan rumah, antri karcis dan membayar biaya masuk dan lainlain karena teater adalah dunia ilusi dan imajinasi. Membebaskan pola rutin kehidupan  selama  waktu  dibuka  hingga  ditutupnya  tirai  untuk memuaskan hasrat jiwa khayalannya.
Eksistensi  teater  tidak  mengenal  batas  kedudukan  manusia. Secara   ilmiah, manusia memiliki   kekuatan   menguasai   sikap dan tindakannya. Tindakannya pergi ke teater disebabkan oleh keinginan dan kebutuhan  berhubungan  dengan  sesama. Sehingga  menempuh  jalan sebagai berikut :
    Bertemu dengan orang lain  yang  menonton  teater. Teater merupakan suatu lembaga sosial.
    Memproyeksikan diri    dengan    peranan-peranan yang melakonkan hidup dan kehidupan di  atas  pentas  secara khayali. Teater adalah salah satu cara proses interaksi sosial.

Dalam  memandang  suatu  karya  seni  penonton  hendaklah  mampu memelihara  adanya suatu objektivitas artistik. Ini bisa tercapai dengan menentukan jarak estetik  (aestetic distance) sehubungan dengan karya seni yang dihayatinya. Pemisahan yang dimaksud, antara penonton dan yang ditonton, pada seni teater diusahakan dengan jalan:
    Menciptakan penataan yang tepat atas auditorium dan pentas.
    Adanya batas artistik proscenium sebagai bingkai gambar.
    Pentas yang terang dan auditorium yang gelap.
Semua    itu    akan    membantu    kedudukan    penonton    sehingga memungkinkan untuk melakukan perenungan.


Bab 5
Tata Artistik


Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater menjadi   tidak utuh tanpa adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur artistik disini meliputi tata panggung  , tata busana,  tata  cahaya,  tata  rias,  tata  suara,  tata  musik  yang  dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Unsur-unsur artistik menjadi lebih berarti apabila sutradara dan penata artistik mampu memberi makna kepada bagian-bagian tersebut sehingga unsur-unsur  tersebut  tidak  hanya  sebagai  bagian  yang  menempel  atau mendukung,  tetapi  lebih  dari  itu  merupakan  kesatuan  yang  utuh  dari sebuah pementasan.

1.    Tata Panggung
adalah pengaturan pemandangan di panggung selama pementasan  berlangsung. Tujuannya  tidak  sekedar  supaya permainan bisa dilihat penonton tetapi juga menghidupkan pemeranan dan suasana panggung.

2.    Tata  Cahaya  atau  Lampu
adalah  pengaturan  pencahayaan  di daerah sekitar panggung yang fungsinya untuk menghidupkan permainan dan   dan   suasana   lakonyang   dibawakan,  sehingga  menimbulkan suasana istimewa.

3.    Tata Musik
adalah    pengaturan    musik    yang    mengiringi pementasan  teater yang  berguna untuk memberi  penekanan  pada suasana permainan dan mengiringi pergantian babak dan adegan.

4.    Tata suara
adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti; suara aktor, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk menghasilkan harmoni.

5.    Tata rias dan tata busana
Adalah pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton.



Kesimpulan

Artinya, sebuah pertunjukan teater yang berlangsung di atas panggung
membutuhkan proses garap yang lama mulai dari (penentuan) lakon,
penyutradaraan, pemeranan, dan proses penataan artistik. Dalam
setiap tahapan proses ini melibatkan banyak orang (pendukung) dari
berbagai bidang sehingga dengan memahami tugas dan tanggung
jawab masing-masing maka kerja penciptaan teater akan padu.
Kualitas kerja setiap bidang akan menjadi harmonis jika masingmasing
dapat bekerja secara bersama dan bekerja bersama akan
berhasil dengan baik jika semua elemen memahami tugas dan
tanggung jawabnya. Itulah inti dari proes penciptaan seni teater,
“KERJASAMA”.


Kritik & Saran


Daftar Pustaka

http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://www.psb-psma.org/content/blog/seni-teater
http://mengenal-teater.blogspot.com/2010/04/sejarah-teater-indonesia.html

http://kingponselku.com/kingponselku.comseni/seni-teater-nusantara-seni-teater-nusantara-teater-tradisional
http://senibudayaparamitha.blogspot.com/2011/02/unsur-pembentuk-teater-dalam-khasanah.html
http://www.slideshare.net/airlanggha/kesenian
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/ragam-seni-teat
Share:
Sekolaholic | Ruang Kamu yang Ketagihan Sekolah. Powered by Blogger.

Email Subscriptions

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Unordered List

Pages

Theme Support